Dia memelukku dan menarik tubuhku. Bokepindo Kan pacar..?”
“Iya sih, tapi lagi pengen ganti suasana aja.”
“Dia nggak marah nih, nggak ngapel..?”
“Nggak, kita lagi berantem kok!”
“Napa..?”
“Rahasia dong.”
“Paling urusan sex.” kataku asal tebak. Jujur, aku benar-benar terangsang. Dengan begini saja aku sudah menikmati. Aku memeluk punggungnya sambil terus bertatapan. Aku makin leluasa mengocok penisnya di vaginaku. Dia memelukku dan menarik tubuhku. Sejenak kami berpandangan, masing-masing tangan memegang payudara dan penis. Agak lama aku klimaks, malah gantian Mas Putra yang mau klimaks, tubuhnya menegang dan meracau. Kembali kami saling berangkulan. CD-ku dilepaskannya dengan mulut tanpa membuka rok yang hanya dinaikkan. Mendadak aku sadar kalau ini di sekretariat, banyak orang bisa berdatangan kapan saja. Aku memeluk punggungnya sambil terus bertatapan. Kuciumi dadanya, putingnya kukulum pelan, dia menggelinjang, mendesah. Perlahan tangannya mengarahkan penis ke vagianku. Klirotisku dimainkan dengan lembut, payudaraku dikulum pelan. Pelan-pelan penisnya keluar masuk di vaginaku. Dia memelukku pelan sambil mencumbu dan meremas. “Boleh..,” tantangku balik. Sebenarnya aku naksir tubuhnya saja, atletis, kulit coklat,
>