Pasti terburu-buru. Untung ada tissue yang tercecer, sehingga ada alasan buat Wien.Ia mengambil tissue itu, sambil mendengar kabar gembira dari wanita yang menunggu telepon. Bokep STW Payudara itu dari jarak yang cukup dekat jelas membayang. Wanita muda itu mengikuti di belakang. Ketika menjangkau pantatku ia agak mendekat. Aku tidak berani menatap wajahnya. Tidak apalah hari ini tidak ketemu. Ada dipan kecil panjangnya dua meter, lebarnya hanya muat tubuhku dan lebih sedikit. Aku menanti dengan debaran jantung yang membuncah-buncah. Wajahku merah padam. Keras sekali.“Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.”Ia berdiri. Ia hanya menampakkan diri separuh badan.“Mbak Wien.., aku mau makan dulu. Suara yang kukenal, itu kan suara yang meminta aku menutup kaca angkot. Ke mana ia? Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku.
