Aku tersenyum sendiri.Jam tujuh lewat lima menit aku berhasil menemukan rumahnya di kawasan Margorejo itu. Ia meremasnya. Bokep SMA Spermaku memancar deras. Aku menyetubuhinya di sofa, di meja makan, di dapur, di kamar mandi dalam berbagai posisi. Kurasakan badannya mulai menggeletar menahan nafsu birahi yang semakin meningkat.Tangannyapun menerobos celana dalamku dan tangan lembut itu menggenggam batang kemaluan yang kubanggakan itu. Tapi nampak benar ia senang dengan ucapanku.Tidak terasa hampir dua jam kami duduk ngobrol. Ia memandangku.“Isteriku sudah meninggal”, kataku. Kuangkat tubuh itu dan ia bergayut di leherku. Aku sedang menemani anak-anak berjalan-jalan ketika ia menyapaku. Aku membetulkannya dan mesin dihidupkan lagi. Mulutnya terus menggumam tidak jelas. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Lapar katanya dan pingin makan.Malam itu hingga hari Minggu siang sungguh tidak terlupakan.
>