Ia menyentuhnya. Bokep Jepang Kadang-kadang ketimun. Ah mengapa begitu cepat.Jarinya mengelus tiap mili pahaku. Pletak, pletok, sepatunya berbunyi memecah sunyi. Aku masih mematung. Tapi kakiku saja yang seperti memagari tubuhnya. Aku terlambat setengah jam.Padahal, wajah wanita setengah baya yang di lehernya ada keringat sudah terbayang. Aku masih mematung. Ia malah melengos. Kulihat di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.“Itu kali Mbak,” kataku datar dan tanpa tekanan.Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia membersihkan paha bagian bawah. Sebantar lagi Mbak Mona yang punya salon ini datang, biasanya jam segini dia datang.”Aku langsung beres-beres dan pulang.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, Sekenanya saja kubuka halaman majalah.“Tunggu ya..!” ujar wanita tadi dari jauh, lalu pergi ke balik ruangan ke meja depan ketika ia menerima kedatanganku.“Mbak Hawin.., udah ada pasien tuh,” ujarnya dari ruang sebelah. Ini kesempatan kedua. Langkahku semangat lagi. Ada cairan putih di celana dalamku.Di kantor, aku masih terbayang-bayang wanita yang di lehernya ada keringat. Perempuan paruh baya itu pun masih duduk di depanku.
