Dan juga anak terakhir. “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.Entah kenapa Lidya tersenyum. Bokep indo Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Sebenarnya banyak laki laki yg menaruh hati dan mengharapkan cintanya. Aku memang paling suka kalo dipuji.Oh, ya.., Nanti malam kamu datang..”, ujar Tante Amanda sebelum pergi.“Ke rumah..?”, tanyaku memastikan. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Aku menatapnya dgn tajam. Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herlambang telah merebut Mbak Indira dan sisiku. Tak terlihat ada pesta. “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi. Karena terus-menerus memuji dan membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan aku meminjaminya. Lidya kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat dan penuh gairah membara.Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dgn berbagai macam cara.




















