Aku merasakan kenikmatan juga dari semprotan lendirnya itu dan vaginanya jadi basah semua. Pekerjaan tanganku berhenti saat pelayan membawa makanan ke meja kami. Bokeb Percayalah!” sambil mencium pipiku. Karena sudah agak malam Inge cepat-cepat bangun dan mengambil handuk yang dibasahi lalu membersihkan penisku dan kemudian vaginanya. memang kuatur demikan supaya tangan kananku bisa dekat dengan paha kirinya yang terbuka sampai ke atas untuk kuraba-raba. Suatu saat aku tegur dia,
“Inge, kenapa sekarang kamu naik motor sendiri?”
“Yaahh, yang antarin sudah nggak ada”, sahutnya. Inge duduk di sebelah kananku. Karena saat aku menciumnya, kukecup dalam-dalam bibirnya dengan penuh perasaan hingga Inge bukan merasakan kenikmatan saja tetapi juga merasakan kasih sayangku. Inge merebahkan kepalanya ke bahuku sambil berkata,
“Inge tak akan kawin dulu kok tunggu kalau mungkin ada mukjizat.”
“Maksud Inge?” tanyaku. Denyut jantungku langsung berdetak cepat. Aku pura-pura diam sebentar, kebetulan ada adegan panas lagi dan tanganku segera memegang pahanya dan tangan Inge memegang bagian atas tanganku.




















