Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Bokep Jepang Telapaknya menginjak kursi. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.Mbak Lia menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Mbak Lia terpekik. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Semakin basah. “Mengapa?”Aku membisu. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Tunjukkan bahwa kau memujanya. Nafasnya mengebu. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.“Periksalah, Jhony. Jhony!” kata Mbak Lia sambil menekan bagian belakang kepalaku. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Telapaknya menginjak kursi. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.




















