Setelah beberapa remasan keras pada kedua payudaraku hingga aku menggeliat, dua siswa bejat itu melepaskanku. Film Porno “Iya pak”, jawabku dengan malas, tapi aku berusaha tetap terdengar sopan.Sebal sekali aku melihat senyuman liciknya, dan aku segera menuju ke kantin, dan memang aku jadi kehilangan mood untuk bercanda dengan Jenny ataupun Sherly, tapi aku berusaha untuk tetap menanggapi obrolan maupun canda tawa mereka.Ketika bel tanda istirahat berakhir berbunyi, aku segera berpamitan,“Sherly, Jenny, aku tinggal dulu ya. Aku terpaksa pura pura mengangguk, sambil tetap menggigit bibir.Belum lagi aku merasakan apa apa, tiba tiba penis pak Edy sudah berkedut, dan menyemburkan spermanya dalam liang vaginaku.Setelah pak Edy puas dan menarik penisnya dari liang vaginaku, aku memejamkan mataku, sekalian mengistirahatkan tubuhku. Padahal terlihat jelas ia sudah sangat bernafsu melumat tubuhku. Tadi kamu mengintip dengan Jenny kan”, tanya pak Edy sambil tersenyum menjijikkan.Kata katanya membuat aku serasa disambar petir.“Apa maksud bapak?”, dengan panik aku bertanya setengah membentak.Kedua siswa bejat yang masih asyik meremasi payudaraku ini tertawa




















