Kelvin masih sempat-sempatnya mengganti sarung bantal penopang kepalaku tadi. “Kelvin! Bokep Japan Dengar, Khristi, kita udah putus, aku udah meminta dia keluar secepatnya, tapi dia butuh waktu mencari tempat tinggal lain.”
“Tentunya kau tidak memerlukan bilang-bilang sebelum semua ini terjadi!” kataku sinis. Aku melotot, protes. Dia kuat makan dan minum. Akhirnya aku buka pintu menengok keluar, dia masih di sana. Di sela-sela ciumannya, ternyata aku masih ingat akan gaun yang akan menutupi tubuhku di pesta besok, “Uhhh Kelvin… bajuku belum dibayar… hati-hati…” Kalimat ini malah mengingatkan dirinya bahwa aku masih berpakaian, diangkatnya bagian rok gaunku ke atas melewati kepalaku. Di luar sepi-sepi saja, hanya ada satu dua orang yang sedang berbelanja. Sudah lama sekali aku tidak disentuh laki-laki. Aku melotot, protes.




















