Tiba saatnya, dia sudah sampai mendekati puncak. Bokeb Cenit menggeser pantatnya sedikit. Senyumannya dari wajahnya yang memerah kelihatan agak genit. Tampak tali behanya yang berwarna hitam.“Ngeliatin apa sih?” katanya sambil memperbaiki tali kutang yang agak melorot di bahunya. Tubuhnya terasa panas dan membara oleh gairah, bertubi-tubi kuciumi leher, pundak dan buah dadanya yang kenyal dan besar itu. Tubuh kami semakin merapat dan terasa tubuh gadis itu memanas. hmmm… aku tahu itu suara Cenit, aku bisa membedakannya.Sedetik dua detik aku tak tahu apa yang harus kuperbuat, kemudian Liani melakukan sersuatu yang tidak kuduga. Aku juga ingin menikmatinya….”Aku hanya terdiam.. Sementara Rinay dan Cenit bergegas keluar kamar, meninggalkan kami berdua saja di sana. Sebagian ada yang menyembur dan kena ke rambutnya. Kulihat lagi kemaluan gadisku itu… semakin merah dan merekah. Putingnya kuputar-putar dengan dua ujung jari. berbagi antar sahabat tak ada salahnya, bukan? Setelah puas giliran aku yang menghisap cairan mulut itu.




















