Mencelucupi lehernya yang hangat, sementara tanganku mulai mengelus bulu kemaluan yang lebat keriting itu.Bu Reni pun tidak tinggal diam, mulai melepaskan kancing kemejaku satu persatu, lalu menanggalkan kemejaku. Bokep Montok Tapi tampak indah di mataku. Dia sudah orgasme….terasa liang kemaluannya berkedut-kedut, lalu jadi becek. Bu Reni melotot waktu melihat batang kemaluanku yang sudah tak tertutup apa-apa lagi ini.“Iiiih…punya Bapak kok panjang gede gitu….mmm….si ibu pasti selalu puas ya …” desisnya. Dan kuraih pinggangnya, sampai berada di atas tempat tidur yang lumayan besar. Namanya Bu Reni, orangnya gak begitu cantik, tapi senyumannya manis sekali. Tapi dia menepiskan tanganku sambil berkata, “Duduknya di belakang saja Pak…di sini takut dilihat orang…” O, senangnya hatiku. “Gak tau kenapa ya?” sahutku sambil meremas payudaranya yang terasa masih kencang, mungkin karena rajin merawatnya. Pepohonan yang tumbuh tidak dirawat sedikit pun. Yang tak mungkin kulupakan.TAMAT Karena kami berada di depan kebun yang mirip hutan.




















