Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya. Apalagi suaranya. Bokeb Boleh. Kalau hamil gimana, pikirku. Ternyata tidak. Kalau hamil gimana, pikirku. Kulihat Felicia dengan percaya diri membalas tatapanku. “Oh ya..” aku berdiri. Tangannya tak pernah melepas penisku. Dari bahasa tubuhnya, Felicia sangat menikmati pijatanku.“Ogh.. Kami bercumbu kembali. Felicia memainkan bola matanya dengan genit. Untuk menggodanya, aku mengedipkan mataku. Kalau ditolak, berarti dia tidak bermaksud apa-apa denganku. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang memang sexy.. Biar hangat..” kataku datar. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku. SMS di HP-ku berbunyi. Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.“Aarrgghh.. Darahku berdesir. Memperhatikan kebutuhannya. Tak lama kemudian Felicia kemudian membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya! “Aku mau nyampe, Felicia..”
“Keluarin di dalam aja.
