Dadaku berdegup kencang. Bokep Jilbab/Hijab Sementara Anik duduk bersandar di tembok dengan kaki dilipat merangsang pangkal pahanya dengan kedua tangan.Setelah semua ‘sadar’, kembali kami saling bercerita kenikmatan kami, saling berbagi teknik belaian dan informasi area ‘greng’, dan tentu saja, saling becanda seperti biasanya.Tiba-tiba terdengar suara gerbang dibuka. Mau apa? Buru-buru kami pake baju seadanya. Jadilah. Entar nyesel lho. Keindahan otot tubuhnya, pantat yang kencang, warna pink bagian ‘kepala’ penis. Dan terakhir Ririn, si pemalu, yang dengan berani melorotkan celananya sampai sebatas paha dan membungkuk ke arah meja. Kami berempat cuma pake baju atas plus celana dalam, rok dan bra ditinggal. Berlutut di antara kedua pahanya, aku mulai dengan membelai dan memelintir pelan-pelan. Mas K bilang, diemut dong. Bagaimanapun juga, mas K bilang kalo tubuh kami keliatan seger dan menggemaskan. Aku baring-baring santai sambil pelan-pelan membelai putingku.Sesaat kemudian, mas K lewat dan, pas sekali, menoleh ke arah kamar Anik.
