Kembali Aku harus “berjuang” untuk tidak meledak. Bokep Cina Aku menurut saja ketika Yeni megelap tubuhku dengan handuk, lalu merebahkan tubuhku terlentang. Salah satu dari mereka langsung bangkit dari duduknya begitu melihatku. “Pilih yang di dalam juga silakan, gak pa-pa,” katanya. “Mas termasuk kuat, lho.”
Ah, ini sih basa-basi standar seorang profesional. Berpengalaman dia rupanya. Hanya dia satu-satunya yang pake gaun menutupi dada tapi membuka kedua bahunya. Digandengnya tanganku, dibawa melalui pintu kaca lagi di belakang ruangan itu.Kami melewati lorong lumayan panjang yang di kanan-kirinya terdapat pintu-pintu kamar terus kebelakang. Buah dada kanannya nyaris sempurna, bulat, besar, dengan puting coklat yang kecil. “Buka semua dong,” pintaku. Lagi-lagi Aku harus menyetopnya ketika kurasakan Aku hampir muncrat.Bagian keempat, dimulai. “Jangan kapok ya, Mas.”
“Engga dong,” Serangkaian servis yang disuguhkan Yeni memang memuaskanku.

















