Aku terlalu sibuk memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku, padahal di balik semua itu begitu banyak kelebihanmu, wahai Maryamku. Bokep Jilbab/Hijab Tubuh itu lantas berbalik ke arahku, pandangan matanya menunjukkan ketidakpercayaan atas kehadiranku di tempat ini. Namun, kemudian terlihat perlahan bibirnya mengembangkan senyum. “Ah, betapa manisnya wajah istriku ketika sedang kegirangan… kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?” sesal hatiku.******Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku. Ketika tahu hal itu, senyum bahagia kembali mengembang dari bibirnya. Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling. “Ini dia mujahidah (*) ku!” pekik hatiku. “Sudah diam Mi, tak boleh cengeng. Motorku sudah sampai di tempat isteriku mengaji. Ah, semuanya indah-indah dan kelihatan harganya begitu mahal. Sungguh, baru kali ini aku melihat isteriku segirang ini. “Lho, kok bilang gitu…?” selaku. Ah, kenapa pula aku lupa bahwa Allah menyuruh para suami agar menggauli isterinya dengan baik. Entah kenapa hati ini tiba-tiba saja menjadi rindu padanya. Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam dengan suasana panas menyengat.




















