kuteruskan saja.Perlahan dua gadis itu berlalu, seperti tak terjadi apa-apa, kecuali tawa kecil Rinay yang terdengar. “Tekan , Bang…. Bokepindo “Dan ini punyamu, Kak!” hehe aku tersenyum. Sebelum sempat bertanya Cenit berkata perlahan, “Itu sari dari akar Pasak Jagad Kak!”“Haa?Kekasihku tersenyum, itu kan obat kuatnya lelaki, kalau minum jamu itu pasti bakal melek semaleman, kataku sesudah menelan tegukan terakhir. Tidak ada lekuk tubuhnya yang tidak indah. ahhh!”Cenit menekan, Rinay mengempot, dan… aku sesak nafas!Terdengar suara rintihan panjang berbarengan, Cenit dan Rinay sedang dirasuki kenikmatan. bunyi crek…crekk.crekk.. “Dan ini punyamu, Kak!” hehe aku tersenyum. Aku memandang ke atas. Kelopak mata gadis itu berkedip menahan serangan air mani yang mendarat di wajahnya…“Hhhh…hhhh.hh,” perlahan nafasku mulai teratur… puncak itu sudah sampai, nikmat tak terlukiskan kata-kata.Cenit bangkit berdiri dan menuju pojok ruangan. Ia membalas tatapanku, “Aku sangat mencintaimu, Kak. Kusuruh gadis itu menegakkan tubuhnya. Ketika sudah keluar seluruhnya…. Tapi kemudian dia santai lagi sambil terus menggeliat, seolah ada kepenatan yang hendak dilepaskan dari tubuhnya




















