Saya jamin pasti kamu nggak mau berhenti nantinya”, begitulah dia antara menghimbau dan memerintah aku yg dengan tangannya mengangkat tubuhku tanpa melepaskan penisnya dari kemaluanku.Dan dengan aku berposisi duduk membelakangi dia dan tanganku yg bertumpu pada dadanya, aku kembali memompa.Ah.., dia benar lagi. Bokep Montok Yg aku khianati..Sejak saat itu aku tak pernah berjumpa lagi dengan Alan. Keringatku meluncur deras.Aku tak bisa pungkiri. Aku menjerit tertahan. Aku nggak pernah merasakan macam ini sebelumnya.Membayangkan saja aku tabu dan jijik. Kemana kamu, Ma? Aku berkejaran dengan nasibku. Alan tahu, karena dia adalah dokter.Dia hentikan tusukkannya. Kulepaskan dengan liar derita nikmat yg melandaku. Tangannya juga meremas-remas susuku. Kemudian aku merasakan seperti ada pemukul soft ball yg memaksakan menembusi anusku.Aku yakin pantatku mulai terluka, mungkin berdarah. Aku masih mengingat-ingat apa yg telah terjadi. Mungkin karena kepanikanku yg selalu mengiringiku saat jumpa dan bersama dia.




















