“Itu mah udah ML lagi!”
Aku juga tertawa, “Maklumlah. Sepanjang jalan kami banyak bercerita, atau lebih tepatnya aku yang lebih banyak bercerita, Terutama tentang aku dan teman SLTA-ku yang bernama Opay. Bokepindo Begitu membingungkan. Begitu membingungkan. Sesaat kemudian aku tersadar bahwa bisa saja aku berada entah dimana.“Fung,” aku memanggilnya. Aku tidak tahu mengapa, namun aku suka menghabiskan waktu bersamanya, dan aku tidak pernah merasa bosan ataupun lelah.Saat ini kami berdua sedang berada didalam mobilnya. “Seharusnya aku yang bertanya.” Aku meringis. Sepertinya aku mendorongnya tepat pada saat dia menggigit bibirku.Setelah sadar dari keterkejutannya, Fung mencengkram bahuku dan menekanku ke jok kursi mobilnya.“Ada apa ini?” kemarahan terbersit dalam nada suaranya. Dia menghargaiku, dan aku menyukainya. Wajahnya sangat dekat dengan wajahku hingga aku bisa merasakan nafasnya.“Coba kulihat.” katanya pelan semakin mendekatkan wajahnya. Aroma dan pesonanya yang begitu maskulin memabukkanku. “Seberapa banyak kepolosanmu yang masih tertinggal.”Sesaat kemudian aku sudah merasakan bibirnya pada bibirku.
