“percuma, non..cuma ada kita berdua..si Sardi lagi beli rokok..hehehe..”. Bokep Mama Sardi langsung naik ke atas tempat tidur dan mendorong Dinda ke depan. “ayo dong, bangun”. Jajang langsung mengambil kedua tangan Dinda dan menindihnya di bawah punggungnya. Dinda melihat ke jamnya, jam 06.50. “jangan ngelawan lagi, non…kalo masih ngelawan, bakal kita lemparin non Dinda ke pangkalan preman di pengkolan depan gang sono biar non Dinda dipake sama preman-preman yang suka maen kasar..non Dinda mau ?”, ancam Jajang. “wah, non Dinda udah mandi nih ?”. “hhh hhh”. “mmm emmm”. “emmmm hhemmm Paakk mmmm”. Seharusnya, ia bisa memukul selangkangan supir dan pembantunya itu sehingga ia bisa kabur dan selamat dari perkosaan. Mungkin karena baru kali ini, ada yang menyentuh atau lebih tepatnya menggrepe dirinya. Dan mungkin hari-hari selanjutnya akan seperti itu jika keadaan memungkinkan sebab Dinda kini sudah bertekad bulat untuk menyediakan rahimnya untuk Jajang dan Sardi. Dia tak bisa menjauhkan Jajang dari payudaranya, tubuhnya menyuruhnya untuk membiarkan apa yang sedang terjadi.
