Aq jelas mendengarnya dari sini.Kembali ruangan sepi. Eh.., kesempatan, kesempatan, kesempatan. Bokep Colmek Dadaku berguncang. Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh. Aq makin membenamkan wajah di atas tulisan majalah.Halo..! Saya bisa masuk angin kata perempuan setenga baya di depanku pelan.Aq tersentak. Sampai ia selesai mengelap bagian belakang pahaku dan berdiri. Lha wong Mbak Iin menutupi wajahnya begitu. Aq tdk berani menatap wajahnya. Kerjaan untuk hari ini sudah aq selesaikan semalam. Tapi kakiku saja yg seperti memagari tubuhnya. Hangatnya, biar begitu, tetap terasa. Ke mana ia? Aq memegang teteknya. Sial. kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aq masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Alamak.., jauhnya. Masih ada waktu bebas 3 jam. Dari iramanya bukan sedang berjalan. Aq perhatikan ia sejak bangkit hingga turun.










