setelah air hangat penuh aku berendam selama seperempat jam untuk ‘merebus’ otot-otot sekaligus mengendorkannya. Dan dugaanku memang tak meleset. Bokep Montok Dalam hati aku bertanya, koq tumben ngobrolnya lancar gini. kerinduannya bergejolak berpadu dengan sugesti dan fantasinya yang terpendam. Sementara Captain Frank – (instrutur terbangku yang funky dan hobby tidur saat pesawat telah level di puncak ketinggian) – masih terdengar dengkurnya yang nyaring. ana
dibalik kertas itu dia meninggalkan nomor telephon rumahnya. tenagaku hanya terkumpul di tiga titik : dua telapak tangan dan konthol…. gila !! Dari arah pintu masuk aku berjalan perlahan dengan pandangan mata hampir tak berkedip ke arah receptionist itu. But it’s true. “suamimu?” tanyaku “di rumah, aku gak pernah cerita sama dia” “kamu lima tahun lebih muda menurut mataku…” ana ngegelendot manja. baunya wangi seperti arak cina campur wijen… “akh….ahhhkkkhh…. Aku hampiri, aku peluk dia agar agak cepat ketegangannya menurun. Siang itu kelelahan benar-benar menyapaku.
