Aku lebih cekatan. Bokep Cina kamu salah sangka,” kataku tergagap. Satu dua detik Marta pun sempat terkejut dan terdiam melihat situasi ini. Dia tak bisa mengelak terjangan-terjangan nafsunya saat vaginanya dipermainkan, namun ia juga tak ingin kehilangan harga diri. Bibirku membeku, malu, takut Marta akan mengatakan ini semua ke Vina. Situasi yang mencekam ini rupanya membuatku secara tidak sengaja mendekatinya ke ruang tamu, dan itu malah membuatnya panik. Satu pelukan erat, dan sentakan keras, penisku menghujam keras ke dalam vaginanya, mengiringi muncratnya spermaku ke dalam liang rahimnya. Tapi rasanya ada keinginan untuk melihat dari dekat paha itu, biar hanya sepintas. Bibir Marta yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan tidak seperti sebelum-sebelumnya, kali ini Marta membalasnya dengan lumatan juga. Marta hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, tak mampu melakukan perlawanan.
