Mereka sudah hidup bahagia, memiliki rumah yang lebih besar, sawah dan ternak-ternak piaraan pemberian suamiku.Hari hari yang kulalui semakin tidak menggairahkan. Aku kembali berusaha tetapi nampaknya ia belum memperlihatkan tanda-tanda. Bokepindo Dadaku serasa mau meledak mendengar ucapannya.Apa hak dia untuk mengatakan semua itu? Dadaku jadi terbuka lebar mempertontonkan keindahan buah dadaku yang menjulang tegar ke atas. Pikiranku menerawang jauh. Kutelusuri mulai dari ujung sampai pangkalnya. Kakiku merapat, menjepit kepala Kang Hendi. Aku buru-buru menutupi ketelanjangan dadaku karena kulihat mata Kang Hendi yang liar nampaknya tak pernah berkedip menatap ke arah sana.Saking takutnya aku tak bisa ngomong apa-apa dan hanya melongo melihat Kang Hendi semakin mendekat. Kebutuhanku yang sudah cukup lama terkekang. Pinggulku berputar liar mengimbangi gerakan jemari di sekitar pangkal pahaku.Pantatku terangkat tinggi-tinggi menyambut desakan benda imajinasiku ke dalam diriku. Akang, maaf neng.., pernah lihat Neng Anna kalau lagi tidur suka..” ungkapnya setengah-setengah.“Jadi Akang suka ngintip saya?” tanyaku semakin sewot.Kulihat ia mengangguk lemah untuk kemudian menatapku dengan penuh gairah.“Akang ingin
