Keluar-masuknya kontholku ke dalam memek Ika sekarang berlangsung dengan cepat dan berirama. Kamar kos-nya sendiri berukuran cukup besar, yakni 3mX6m. Bokeb Putingnya yang mengeras terasa benar menekan dadaku. Dan bibirnya yang sensual itu keluar jeritan hebat, “Mas Booo00oob …!“ Dua jariku yang tertanam di dalam vagina Ika terasa dijepit oleh dindingnya dengan kuatnya. kemeja dan kaos singlet kulepas dan tubuhku. “Wah… dua bulan ini saya menjadi singgel lagi. Jembut itu mengitari bibir memek yang berwarna coklat tua. Sejak Mbak Dina tinggal di sini, Ika suka membenarkan mas Bob saat berhubungan dengan Kak Dai.”
Aku senang mendengar pengakuan Ika itu. Setelah sekitar satu menit berlangsung, remasan tangannya pada lenganku perlahan-lahan mengendur. Begitu juga diriku, mataku pun merem-melek dan mendesis-desis karena merasa keenakan yang luar biasa.“Sssh… sssh… Ika… enak sekali… enak sekali memekmu… enak sekali memekmu…”
“Ya mas Bob, aku juga merasa enak sekali… terusss… terus mas Bob, terusss…”
Aku meningkatkan lagi kecepatan keluar-masuk kontholku pada memeknya.




















