Namun aku sendiri masih ragu sebab salon ini benar-benar seperti salon pada umumnya.Setelah beberapa menit menunggu, aku ditegur oleh reception bahwa aku sudah dapat potong rambut sambil menunjuk ke salah satu tempat yang kosong. Kupejamkan mataku.Siska begitu luar biasa melakukannya. Bokep SMA Siska tampak kaget, terlihat dari bergetarnya tubuh dia. Aku yang diam saja dan dia sibuk mulai motong rambutku. Sambil menikmati musik, kami saling berdiam diri, hingga akhirnya Siska mengatakan,“Mmm.. Dengan pelan sekali, Siska berbisik, “Will, aku suka sama kamu,” dan ia kembali mencium pipiku dan tetap menekan payudaranya pada lengan kiriku.Konsentrasiku buyar, sepertinya aku benar-benar sudah terangsang dengan perlakuan Siska, dan beberapa kendaraan yang melaluiku melihat ke arahku menembus kaca filmku yang hanya 50%. “Ooohh..” desahku pelan. Kulihat dia, tampak ada beberapa spermaku menempel di sebelah kanan bibirnya dan pipi kirinya.Aku mulai bergerak memperbaiki posisi dudukku, perlahan-lahan.




















