Semakin lama Mbak Titis semakin cepat naik turun di penisku. Ciumanku pindah ke paha yang kiri sementara tangan kananku bergerak ke atas ke wilayah perut dan mengusap pelan dengan ujung jariku. Bokepindo Dan aku tau banget kalo Ibu Titis tau apa yang barusan aku lakukan. Ngerti!” sambungnya lagi. Keliaranku itu bertahan selama 10 menitan sementara penisku sengaja kugesek-gesekkan ke vagina Mbak Titis. Yang ada cuma 1 penyiar yang lagi bertugas, ama aku doang. Penisku terus menerobos vagina sampai akau tidak kuat lagi menahan gejolakku…
Croot…croot…croot… Ah… Ah… Ah…
Gerakan penisku kuhentikan di dalam vagina Mbak Titis. Sesekali aku mendesah sambil menyebut Ibu Titis. “Mbak…” aku menahan sebentar penisku. Indah banget. Karuan aja aku jadi deg-degan…“Gerbang depan udah di kunci, mas”, sebuah suara membuyarkan lamunanku. Segera kubalik tubuh Mbak Titis kupaksa untuk menungging. Aku diam saja karena tidak tau harus ngomong apa. “Belum Mbak”, jawabku setengah berteriak. Ingin sekali aku menelanjangi Ibu Titis dan mengulum puting payudaranya.
