Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas.Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja. Aku terpejam menahan air mani yang sudah di ujung. Bokep Jilbab/Hijab Jam berapa harus sampai di Ciledug, jam berapa harus naik angkot yang penuh gelora itu. Ia masih dingin tanpa ekspresi. Tunggu apa lagi. Hanya suara kebetan majalah yang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musik lembut yang mengalun dari speaker yang ditanam di langit-langit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok. Wanita muda itu mengikuti di belakang. Aku terpejam menahan air mani yang sudah di ujung. Ia tidak lagi dingin dan ketus.Kalau saja, tidak keburu wanita yang menjaga telepon datang, ia sudah melumat Si Junior. Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku.Ke mana ia? Ah sialan. Kadang-kadang ketimun. Ke bawah lagi: Tidak.
