Dia menghentikan kocokan di kontolnya dan mengalihkan kedua tangannya di kontolku. Di kebon ayahku ini ada pancoran air dari bambu, sumbernya dari aliran air di gunung. Bokeb Cairan kental itu mengalir ke bawah dan Pak Pardi kembali memelukku serta kembali menggesekkan kontolnya sembari ia mengatur nafasnya yang terengah-engah.Kami akhirnya sudah mendapatkan kesadaran, dan dengan tubuh bugil berjalan ke arah pancuran untuk membersihkan tubuh dan sisa-sisa sperma.“Pak, kapan kita bisa ngocok bareng Atin?” tanyaku. Aku membuka mata dan bertanya dengan tatapan mataku,“Mas Win bangun dulu” ujarnya. Persis kayak kita gini”
“Ah Pak Pardi, gila bener, aku jadi pengen ngecrot dengernya”
“Mas Win mau nggak kalo kapan-kapan bapak ajak ngocok bareng sama Atin?” tanya Pak Pardi sambil terus merancapiku.Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya, hanya bisa melenguh enak dan kedua tanganku terangkat ke atas dan memeluk batang pisang yang kusandari.“Ahh.. “Enak ya Pak Pardi”
“Enak apanya Mas”
“Pak Pardi sudah jembutan, pasti lebet. Benar saja, karena kolornya basah menjadi agak berat sehingga merosot, kali ini aku bisa
