Aku anak pertama dari duabersaudara, selisih usiaku dengan adikku kurang lebih sekitar tiga tahun. Bokep Arab Kami tak punya rumah sendiri, sehari-hari kami hanya tinggal di gubuk kecil milik tetangga. Dia sudah menganggapku seperti anaknya sendiri. Hanya masjid yang biasanya ramai hinggasekitar jam tujuh malam. Saat dia mencuci, aku sering kali membantunya menimba air, hal yang memang sudah rutin aku lakukan kalau mencuci bersama ibuku. Paling hanya ke sawah tak jauh dari rumahku, itupun kalau pas musim layangan saja. Aku lahir dari keluarga yang sederhana, di sebuah desa yang masih dipenuhi persawahaan dan semak belukar. Mbak Darsih mempunyai beberapa rumah peninggalan almarhum suaminya yang dia kontrakkan.Sebagai rasa terima kasih, aku berusaha tidak menolak jika disuruh apapun olehnya, karena kadang mbak Darsih juga memberiku upah, meski kadang aku haruspergi melintasi kampung lain untuk berbelanja memenuhi permintaannya.Sifat lain dari mbak Darsih yang aku suka, dia bukan tipe orang yang malas. Tapi saat ayah pergi ke kota besar untuk mencoba merubah nasib sebagai pedagang
