Setelah kuangkat terdengar suara merdu seorang wanita. Bokep Kini tampak jelas kini lubang vaginanya yang telah menganga, menahan rindu. Terasa punggungku sedikit perih, nampaknya kuku Lina menggoreskan kenangan di situ. Kulihat pipinya memerah. Lina masih menunduk saat sisi pantatnya menyenggol pinggangku. Kutarik tangannya agar melepaskan kepalaku. Setelah meyelipkan beberapa lembar uang tip dan membayar bir, aku kembali ke kamar.Tiba di kamar, semua perabot yang berhubungan dengan profesiku kumasukkan ke dalam lemari, dari sepatu, koper, topi, dasi, ID…, pokoknya ruangan kurapikan dengan kilat agar terkesan aku sedang berlibur di Ambon.Ternyata dugaanku benar, telepon berdering. Perlahan kuputar, kuaduk, kukocok dengan pelan nan mersa.Lambat laun Lina mulai mengikuti irama yang kumainkan. Yah, padahal aku sudah sedikit berubah pikiran. Memang aku nggak good looking amat, cuma kalau sudah nggak kuat nahan apa mau di kata, begitulah kira-kira opininya di satu kesempatan kami berdua.Malam itu, pukul tujuh, Yuni menelepon, katanya ingin ngobrol.




















