Ia segera menawarkan minuman kepadaku dan mempersilakan aku untuk mengambilnya sendiri dari dalam kulkas kecil di sudut pantry itu. Warna hijau, kuning dan merah segera menghiasi tubuh putih mulus itu. Bokep Tante Eksanti merenggangkan kedua pahanya, tidak tahan mendapat perlakuan seperti itu.Sementara tanganku yang lain kini masuk menelusup ke kaos Eksanti, menjalar menuju bukit payudaranya yang membusung. Tetapi nyatanya ia tidak sungguh-sungguh menghindar. Aku pun membantu dengan tanganku, mendorong kedua paha Eksanti agar lebih jauh terbuka.Kewanitaan Eksanti seperti direntang, kedua bibir-bibirnya yang tebal itu terkuak, menampakkan lembah merah-muda yang halus seperti sutra dan licin seperti diminyaki. Perlahan sekali, mili demi mili batang-otot yang panas-berdenyut itu melesak ke dalam. Seperti kejadian malam itu..Eksanti mengundang aku untuk datang ke tempat kostnya Jumat siang itu, ia akan memasak nasi goreng sosis kesukaanku. Bukan saja ia ingin menghentikan tumpahan saos tomat, tetapi ia juga punya ide cemerlang!Aku menghentikan ciumanku, sambil tetap menyenderkan kepalaku di paha Eksanti yang putih mulus itu.
