Apa lagi perutku memang lagi lapar. Iseng-iseng aku berjalan-jalan memakai pakaian olah raga. Bokep Montok Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman gadis-gadis binal itu.Tapi sungguh aneh. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria. Aku benar-benar tersiksa lahir dan batin. Aku benar-benar tersiksa. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.“Tunggu sebentar ya..”, kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Dia langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki. Atau hanya sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru.“Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Maafkan mereka, Nak..”, katanya dengan nada sedih.“Bapak kenal dengan mereka?”, tanyaku.“Bukannya kenal lagi. Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku. Padahal hampir semua teman-temanku yang laki, sudah punya pacar.Bahkan sudah ada yang




















