“Bener?”
“Iya. Bokep Crot Gak ada yang mau ngantarin nih.”Aku pun mengangguk. Rambutnya panjang. Tanganku membuka kaitan BH hitamnya. Yang pacaran, ya pacaran. Dan Diana pun merasakannya.“Aduh Mas Ray, udah mentok, jangan dipaksain teken lagi, perut saya udah kerasa agak negg nih, tapi nikmat…., aduh…, barangmu gede banget sih Mas Ray…”Aku mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku ke kiri, lalu ke kanan, memutar, lalu kembali ke depan ke belakang, ke atas lalu ke bawah. Kami terus bercakap-cakap, sambil minum teh botol yang dijual pedagang asongan.Waktu terus berlalu. Kami berciuman kembali. “Mau nyoba nggak?”.Diana mengangguk perlahan.Takut ia berubah pikiran, tanpa menunggu lebih lama lagi langsung aku buka celana dalamnya, dan mengarahkan mulutku ke kemaluan Diana yang bulunya lebat, kelentitnya yang memerah dan baunya yang khas. Aku sudah tidak sabar, pada suatu saat aku kelepasan,aku dorong batang kemaluanku agak keras.




















