Hujan masih turun. Bokep Ojol Lelaki bertubuh tambun itu tiba-tiba saja meninggal padahal kata anaknya, dia masih kuat pagi hari dan masih sempat memakan satu mangkuk soto kuda.“Ushh, kau ini. Jangan sampai Sanro salah ingat. Sirawu Sulo selalu dilaksanakan tiga tahun sekali, meski dulu lima tahun sekali tapi politik merembesi kampung diubahlah jadi tiga tahun sekali agar sekalian bahan promosi untuk Pongka, tapi kini malah diubah lagi. Ambo sudah berkunjung ke rumah Sanro, dan dia sendiri bilang begitu.”Saya masih tidak percaya. Dia menganggap saya sudah melawan orang tua.Ambo pun meninggalkan saya setelah gemuruh yang terus dia lontarkan, seperti gemuruh yang enggan berhenti meronta di langit sana. Mumpung Pongka lagi ramai dan ada soto kuda di setiap rumah,” kataku sehabis melayat dari rumah Supriadi. Matanya seperti panah yang bersiap menembus mata saya.“Tahu apa? Saya yang tentu mendengarnya karena duduk tepat di belakang Indo angkat bicara.“Serius, Ambo?
