Mulutnya masih terkunci tanpa mampu berkata-kata. Bokep Family Pak Aziz begitu mengagumi wajah cantik Lina, dengan bibir tipis yang merah merekah, hidung mancung, dan sepasang mata indah yang nampak kuyu karena sedang menahan nafsu.Aku masih terkial-kial dengan dada Lina, Pak Aziz nampaknya amat agresif. Mendapat kesempatan bercinta dengan gadis seperti Lina bagaikan mendapat durian runtuh, belum pernah dia merasakan yang secantik ini, bahkan isterinya ketika muda pun tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan jururawat muda di hadapannya.Setelah lima minit berciuman sambil bergeselan tubuh dan meraba-raba, Pak Aziz langsung tidak memberi peluang kepadaku. Sementara itu Lina menarik wajah pak jaga itu mendekat dan mencium bibirnya, sebagai tindak balas kepada Pak Aziz. Jadi setiap masa dua orang yang bertugas di kamar mayat. Aku akhirnya terlena hingga ke pagi.Keesokan paginya kira-kira pukul 7.30 pagi aku dikejutkan oleh Pak Aziz. Lama-lama perlawanan Cik Lina melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan pertahanannya.Birahinya bangkit dengan cepat apalagi suasananya sungguh dingin dengan hujan yang masih mencurah turun.
