“Maaf, aku hanya menggoda.”
“Jangan lagi.”
“Tentu tidak,” sahutnya. Bokep Colmek Kubungkukkan punggungku, meraih puting buah dadanya dengan bibirku. Ia memandangku dengan bibir setengah terbuka. Ia hanya balas menatapku dengan alis terangkat seolah mengulangi pertanyaan yang baru diajukannya. Aku tak tahu apa yang ada di pikirannya-dan di pikiranku juga. Ia lalu meraih leherku, melingkarkan kedua betisnya di pinggangku. Bibirnya begitu lembut di bibirku. Tanpa sadar aku mengerang saat jemarinya menempel di selangkanganku. Maaf kalau membuatmu tersinggung. Ia menuntun tanganku hingga melingkar di pinggangnya, lalu kedua lengannya sendiri memeluk leherku. “Jangan,” kataku. Teruskan.” Aku tak tahu apa maunya sebenarnya. Kutekan lagi pinggulku lebih kuat. Tapi akhirnya, dengan memejamkan mata, kugerakkan pinggulku, maju dan mundur. Kudekatkan kepalaku. Lalu aku terbang ke alam fantasi. Indra Lesmana? Kali ini lebih lama daripada yang tadi. “Thanks,” katanya sambil tersenyum. Ia memandangku dengan bibir setengah terbuka. Ia tertawa geli. Belum.. Hey, seleramu lembut juga.




















