Aku rayu dan kubilangi nanti dipijitin deh.Ita: “Benar yach…, awas kalau bohong”.Kami bertemu di Lobby, Ita memakai baju kaos yang lehernya rendah sekali sehingga tampak buah dadanya yang putih dan kenyal. Otakku sudah tidak terkontrol lagi. Vidio Porno Terlihat cairan putih kental meleleh dari mulut Ita membanjiri wajahnya, lalu tubuhku ambruk di samping Ita. Otakku sudah tidak terkontrol lagi. Wow, pokoknya nikmat di coba.Dari pada pusing-pusing akhirnya aku keluar kamar mau merokok, karena Edwin tidak merokok. Ita akhirnya menurut juga. Akhirnya Ita berhenti di lantai 6, kembali ke kamarnya sedangkan aku ke Lantai 10Setiba di kamar kulihat Edwin sedang tiduran sambil membaca buku. Aku tidak peduli, kumasuki liang surgawinya dengan ujung lidahku. cewek di sana memakai bajunya berani…, paha dan tonjolan buah dada rasanya sudah hal biasa di sana.Sedang asyik-asyiknya melihat tonjolan ‘kismis’ di baju cewek yang lewat, mendadak Edwin mengajak pulang, “Yuk Rick kita balik ke Hotel”.Ita tersenyum mengejekku, “Elu ganggu si Ricky aje…, Win…, orang lagi nikmat-nikmat ngeliat pemandangan”.Waduh










