Dengan semangat 45 dan penuh percaya diri, aku membuka celanaku dan membiarkan penisku yang sudah konak dari tadi mengacung bebas. Bokep Dia begitu cuek atau sengaja memberikanku kesempatan mengintipnya berganti baju.Penisku semakin mengeras melihat Mbak Ery menanggalkan dasternya dan … oh, rupanya obat perangsangku sudah mulai bekerja. Mbak Ery tersenyum manja,”Gila kamu!”
“Iya mbak, saya memang tergila-gila pada Mbak”, rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras. Setiap sentuhan dan remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon dengan kata “kurang ajar” dan “gila kamu”, namun aku merasa yakin dia menikmatinya. Dia dengan sedikit terburu-buru melepas CD hitamnya sehingga kini ia benar2x bugil di kamar. Mbak Ery, begitu aku memanggilnya, sudah menikah dengan dua anak. Walau dengan sedikit canggung, aku beranikan diri membuka pintu kamarnya. Setelah puas melihat pemandangan di kamar, aku kemudian menuju meja makan di mana kulihat dua gelas teh manis sudah terhidang, satu untukku dan satunya pasti untuk Mbak Ery.
>