“Entar lagi lah, pijitin dulu badanku,” kataku. Bokep Tante kamu manja deh,” katanya, dengan cekatan tangannya yang mulus dan lentik itu pun mencopot sabuk di pinggangku kemudian melucuti celanaku. Pacaran kami pada awalnya normal-normal saja, yahhh.. “Eits… jangan!” ia memegang tanganku. Ia kelihatanya suka cairanku, ia menjilatinya sampai bersih, aku pun lemas.“Gimana… enak kan? “Ya udah sana… thanks ya Sayang…” ia pun berlalu sambil tersenyum Aku yang merasa di-”KO”-nya diam saja. “Pasti!” kataku. ini dicopot sekalian ya? “Nah kalo begitu sekarang waktunya dicopot yah? biar enak itu punyamu, kan sakit kalau begitu,” pintanya. “Nah kalo begitu sekarang waktunya dicopot yah? “Habbiss kamu gitukan sih, siapa tahannn…” Ia memakluminya dan agaknya tahu kalau aku baru pertama kalinya. Kami berdua termasuk pasangan yang serasi, apa mau dikata lagi tubuhku yang tinggi tegap dapat mengimbangi parasnya yang langsing dan padat. “Emmm.. ok..” Aku langsung saja berbaring. aku mau keluar nihhh!” Kemudian kemaluanku berdenyut dengan keras dan akhirnya “Croottt…” maniku memancar dengan derasnya, ia terus
