dan.. Bokep Jilbab/Hijab Diraihnya bantal untuk ganjal kepalanya. Sementara menunggu Wie melepas celananya, Bu Winda nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.“Hmm.. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Winda mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.“Aaahhkhh..!”Sejurus kemudian dia berhenti bergoyang. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah. Yang jelas dia sudah mendapatkan pengalaman berharga dari apa yang dialaminya.Sebut saja namaya si Wie. Nafasnya masih memburu. “Kenapa diam..?”
Wie menghela nafas, “Maaf Bu.. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring.nafasnya masih menyisakan birahi yang tinggi namun kesadarannya cepat menjalar di kepalanya. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.“Mengerti Bu..,” Wie menjawab penuh rasa rikuh.Akhirnya Bu Winda keluar kamar dan Wie segera melemparkan badannya ke kasur. enak sekali..” pikir Wie. Lemas terkulai namun tetap pada posisi duduk di atas tubuh Wie yang masih bergetar menahan rasa.




















