Aku sendiri berbaring di samping Verika. Bokep STW Verika sendiri hanya menutup matanya, tetapi terlihat rona kemerahan di mukanya. kalau loe nggak mau ya nggak papa…” bujuk aku. Sesudah itu aku mengunci pintu kamar dan bergegas keluar. “Udah ah…” tiba-tiba Verika bersuara. “Ayo… cepetan…!” tetapi suaranya terdengar lemas. Verika menatap tajam ke aku. Aku, Angga, dan Okky berjalan ke arah Verika dan kami melanjutkan belaian dan ciuman kami. Iseng-iseng aku berjalan ke lorong sebelah kiri. Memang teman aku ini terkenal dengan jilatan sejuta kenikmatannya. “Muter-muter saja dech… gua malas pulang,” jawab Verika. Dengan cepat otak dan mataku bekerja. Dengan langkah tertatih-tatih Angga berjalan ke arah sofa. Aku pegang tangannya. Sementara itu aku terus menerus memperhatikan si Verika. Hari ini adalah malam minggu terakhir aku di Jakarta. Belahan kemaluannya terlihat basah dan sangat merah.
