Ditemani seperti sekarang aja, saya sudah senang kok.” sahutnya dengan tubuh kembali bergetar, saat aku mulai mendorong batang penisku.”Ughhh,” aku melenguh, tubuhku seakan terlempar ke-awang-awang. Suatu jawaban jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam.”Tapi ini kok masih melendung?” wanita itu meraba gundukan di balik celanaku yang masih menggunung.”Iya, mbak. Bokep Family Bapak belum ngapa-apain, cuma pake tangan, tapi saya sudah kelabakan seperti ini.” dia mengulurkan tangannya dan menggenggam penisku. Lututku gemetar. Eh, sebetulnya pacar sih, pak, bukan teman.”Aku mencoba menggali ingatanku. Konsentrasi lalu kukerahkan pada kemudi saja.***Esok harinya, bagaikan deja vu, kembali taksiku dihentikan olehnya, masih di tempat dan jam yang sama. Bahkan saat tanganku mulai merabai paha dan selangkangannya, dia tetap tidak melawan.”Mbak capek ya, bagaimana kalau kita berhenti dulu?” tanyaku. Kenikmatan yang kuberikan pada wanita itu semakin bertambah. Terus…” dan wanita itu mengimbanginya dengan pintar. Istriku yang sedang menunggu di rumah pasti resah, aku pulang terlambat tanpa memberi kabar apapun.”Bapak mau pulang ya?” wanita itu bertanya, seperti mengetahui apa




















